Sunday, June 3, 2012

Ekspresi Pemuda, Tunjukkanlah!!



            Tepat tanggal 2 Juni 2012, saya bersama dengan rekan-rekan pemuda GKP Tanah Tinggi yaitu Yolla dan Theo serta Bang Charles Gultom, mahasiswa STT Jakarta yang sedang CP II di GKP Tanah Tinggi, menghadiri Ibadah Pentakosta Pemuda Klasis Jakarta. Awalnya memang ada sedikit kesalahan teknis sehingga kami hanya berempat datang ke ibadah yang berlangsung di GKP Kampung Tengah. Namun, dengan tetap bersemangat, kami datang meski dalam kesibukan masing-masing.
Lokasi gereja cukup sulit dijangkau bagi yang baru datang pertama kali kesana seperti saya. Berada di dalam gang dan akses ke sana hanya bisa dilalui sepeda motor dan pejalan kaki. Namun setelah tiba disana, saya terkejut dengan kehadiran pemuda GKP se-Klasis Jakarta serta 4 gereja dari Klasis Purwakarta, yaitu GKP Jatiranggon, GKP Kampung Sawah, GKP Pondok Melati, dan GKP Jati Asih. Ramai dan euphoria pemuda remaja sudah terasa saat mengisi daftar hadir. Bertegur sapa, berkenalan, dan mengobrol antar pemuda remaja GKP.
Acara berlangsung sangat menarik dan berbeda dari ibadah pemuda remaja pada umumnya. Tidak lagi monoton, namun sangat ekspresif dan saya berpikir bahwa inilah identitas pemuda remaja GKP yang selama ini sulit untuk diekspresikan mereka di jemaat masing-masing. Meski ekspresif, namun ciri khas GKP yaitu berada di wilayah Pasundan atau Jawa bagian Barat masih kental terasa. Mengapa? Karena alat musik yang dipakai selain band adalah musik keroncong. Musik keroncong? Ya, benar. Ini sangat menarik ketika lagu-lagu dari Kidung Jemaat, Pelengkap Kidung Jemaat, dan Nyanyikanlah Kidung Baru di lantunkan dengan alunan musik keroncong. Sekilas saya melihat alat musik keroncong yang dipakai adalah ukulele, seruling, biola, gitar klasik, dan cello. Grup musik keroncong ini bernama Tjongkikuk.
Setelah itu, yang tidak kalah menarik adalah setelah pembacaan Alkitab, dilakukan talkshow bersama 3 orang pemuda remaja yang memiliki pengalaman-pengalaman yang cukup menarik. Pertama adalah Ferren yang menceritakan pengalamannya yang menjadi ketua kelas saat SMPN 20, ketua osis saat SMA di PSKD 2, hingga menjadi presiden mahasisa saat kuliah di Universitas Padjadjaran, Bandung. Kedua adalah Milza yang menceritakan bahwa dia memilih untuk mengambil S2 Psikolog dengan beasiswa penuh dan menolak untuk dijadikan PNS di sebuah rumah sakit pemerintah. Ketiga adalah Pandu yang merupakan seorang atlet renang dan telah mengikuti PON membela DKI Jakarta dan sebentar lagi dia akan membela Indonesia dalam Singapore Open. Ferren dan Pandu  adalah pemuda remaja GKP Kampung Tengah sementara Milza adalah pemuda remaja GPIB. Disela-sela talkshow, ada seorang pemudi GKP yang bertanya dan ternyata dia adalah atlet senam aerobik yang akan bertanding pada PON bulan September nanti. Saya sama sekali tidak menyangka bahwa ternyata ada pemuda pemudi GKP yang merupakan atlet. Sungguh bangga sekali saya menjadi pemuda GKP. Mereka menceritakan bahwa tanpa adanya bimbingan Tuhan Yesus melalui Roh Kudus, mereka tidak bisa mendapatkan ini semua. Dengan tekun berusaha dan berdoa mereka bisa seperti sekarang ini. Satu lagi yang membuat saya terkejut adalah dengan kehadiran grup band “Ministri” dari GKP Tanjung Barat yang membawakan lagu ciptaannya sendiri.
            Sungguh sore menjelang malam yang indah. Saya mungkin tidak bisa tidur lelap malam ini karena masih kagum dengan potensi-potensi yang dimiliki pemuda remaja GKP saat ini. Sekarang yang saya tahu, hanya di Klasis Jakarta, bagaimana dengan klasis yang lain? Saya menduga akan banyak saya jumpai pemuda remaja GKP yang memiliki potensi emas. Ibadah ini membuat saya tidak mau kalah untuk menjadi hebat seperti mereka dan membawa pemuda remaja GKP Tanah Tinggi untuk bisa mengembangkan potensinya di gereja. Mungkin sekarang grup band dari GKP Tanjung Barat, saya yakin pada kesempatan yang lain, grup band GKP Tanah Tinggi juga akan tampil sebagus dan sebaik mereka.
            Sebagai penutup ibadah pemuda remaja itu, lagu penutup diiringi oleh grup ansamble dari Komisi Pelayanan Anak GKP Kampung Tengah. Ini adalah hasil dari lomba ansamble musik anak yang diselenggarakan oleh Klasis Jakarta juga. Ternyata program yang bisa mengembangkan bakat seperti ini harus dibuat secara rutin agar tidak sia-sia semua program yang dibuat oleh masing-masing komisi. Program itu bukan hanya untuk bersenang-senang dan menghabiskan uang banyak, tetapi bisa bermanfaat untuk kedepannya.
            Ekspresi pemuda remaja Klasis Jakarta telah terlihat. Pemuda remaja GKP Tanah Tinggi sebagai bagian dari pemuda remaja GKP Klasis Jakarta, maukah berekspresi seperti mereka? Ayo pemuda remaja GKP Tanah Tinggi dan semua pemuda di Indonesia, kita ekspresikan masa muda kita di gereja dan masyarakat dengan hal-hal yang bermanfaat, jangan ekspresikan masa muda kita di luar sana dengan hal-hal yang tidak berguna seperti narkoba! Tuhan Yesus melalui curahan Roh Kudus akan selalu menuntun dan membimbing kita dalam mengekspresikan masa muda kita di gereja kita tercinta, GKP Tanah Tinggi.

No comments:

Post a Comment